Aktivitas fisik yang ringan seperti jalan kaki sekalipun dapat meningkatkan
kualitas kesehatan, mencegah beragam penyakit, bahkan mencegah kepikunan. Bagi
Anda yang mulai memasuki usia senja, janganlah takut menjadi lansia (manusia
lanjut usia). Jargon “Tua itu pasti, sehat itu pilihan” mungkin bisa memacu
semangat Anda untuk segera menerapkan pola hidup sehat.
Ya, ilmu kedokteran preventif berulang kali menyerukan bahwa lebih baik
mencegah daripada mengobati. Demikian halnya mereka yang sudah menerapkan pola
hidup sehat sejak usia muda, di hari tua mereka menikmati efek “awet muda”
sekaligus “awet sehat”.
“Untuk memiliki tubuh yang sehat sebaiknya mengatur pola makan, olahraga
teratur, dan istirahat yang cukup,” kata Ade Rai, instruktur fitnes sekaligus
pemilik Klub Ade Rai.
Tak dimungkiri, olahraga maupun latihan fisik (exercise) merupakan cara
alami untuk sehat. Usia senja jangan dijadikan alasan untuk menghentikan
aktivitas menyehatkan ini.
Pasalnya, olahraga bahkan yang ringan seperti jalan kaki sekalipun berdampak
positif terhadap kualitas kesehatan lansia secara keseluruhan. Setidaknya hal
ini dibuktikan dalam dua studi di Australia dan Italia, belum lama
ini.
Penelitian pertama yang dilakukan di
Enam bulan berselang, peneliti melakukan serangkaian tes daya ingat dan tes
lainnya terhadap partisipan, termasuk mengingat daftar sejumlah kata-kata lalu
diminta menyebutkannya kembali. Hasilnya tampak nyata bahwa hasil tes dari
partisipan yang rutin berolahraga jalan kaki lebih cemerlang dibanding mereka
yang tidak berolahraga.
“Studi ini merupakan uji coba pertama yang menggambarkan bagaimana manfaat
positif olahraga terhadap perbaikan fungsi kognitif lansia yang mengidap
gangguan fungsi kognitif ringan,” demikian seperti tertulis dalam laporan yang
dipublikasikan di Journal of the American Medical Association.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa manfaat aktivitas fisik ini tampak
lebih nyata setelah enam bulan. Bahkan, jika yang bersangkutan kemudian
berhenti melakukannya, manfaat ini terus bertahan minimal hingga setahun
setelahnya.
Adapun penelitian kedua lebih unik lagi karena dilakukan terhadap para
octogenarian, yakni lansia umur 80 tahun atau lebih. Kesimpulannya, orang
lanjut usia (lansia) yang melakukan aktivitas jalan kaki satu jam atau lebih
per hari berumur lebih panjang dan atau berisiko lebih rendah terkena berbagai
penyakit serius dibanding mereka yang jarang beraktivitas.
Dalam studi yang dipublikasikan oleh Dutch group Elsevier dalam jurnal
Preventive Medicine tersebut, peneliti melibatkan 248 partisipan penduduk
Italia yang hidup di lingkungan pegunungan. Mereka rata-rata berusia 86 tahun.
Selama dua tahun penelitian, terdapat 12 persen partisipan yang meninggal
adalah lansia yang jarang olahraga atau hanya melakukan sedikit aktivitas
fisik.
Selain itu, kecenderungan depresi, gangguan kognitif, gangguan jantung,
osteoartritis dan tekanan darah tinggi juga lebih banyak ditemukan pada lansia
yang malas beraktivitas fisik dibanding mereka yang rajin berolahraga jalan
kaki.
Kendati demikian, latihan fisik untuk lansia tidak bisa disamaratakan.
Artinya, bersifat individual, tergantung tingkat kesehatan dan kebugaran lansia
yang bersangkutan. Untuk itu sebaiknya ada catatan medis tersendiri.
Dengan adanya ledakan populasi lansia di seluruh dunia, WHO memperkirakan
sekitar 37 juta penduduk dunia saat ini hidup dengan gangguan demensia,
terutama demensia alzheimer.
Jumlah tersebut
diperkirakan akan terus meningkat pesat hingga 20 tahun mendatang. Itulah
sebabnya para ahli medis dan sejumlah peneliti terus berupaya mencari jalan
guna menunda serangan kepikunan dan memperbaiki kualitas hidup lansia secara
keseluruhan.
sumber : http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/06/27/151049/jalan-kaki-cegah-kepikunan
sumber : http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/06/27/151049/jalan-kaki-cegah-kepikunan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar