Penyakit rematik sudah banyak
yang mengenalnya, tetapi masih banyak yang salah pengertiaan tentang penyakit
ini. Walaupun gejala penyakit ini hampir sama dengan asam urat atau gout,
tetapi penyebabnya masih belum diketahui.
Rematik memang belum diketahui penyebab
pastinya, tetapi secara pasti hal itu disebabkan oleh autoimun, yaitu sistem
kekebalan tubuh yang tidak bisa membedakan jaringan sendiri dengan benda asing,
sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya jaringan sinovium, yaitu
selaput tipis yang melapisi sendi.
Hasilnya akan menyebabkan sendi
bengkak, rusak, nyeri, meradang, kehilangan fungsinya dan bahkan cacat. Rematik
dapat menyerang semua persendian, tetapi yang paling sering diserang adalah
pergelangan tangan, jari-jari, lutut dan engkel kaki.
Tetapi tidak menutup kemungkinan
sendi-sendi yang lain juga terserang, seperti sendi tulang belakang, pinggul. Leher,
bahu, rahang dan bahkan sampai sambungan kecil di telinga bagian dalam. Rematik
juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti jantung, pembuluh darah, kulit
dan paru-paru.
Serangan rematik biasanya
simetris, artinya akan menyerang sendi yang berpasangan, kanan dan kiri,
berbeda dengan osteoarthritis, yang biasanya hanya pada salah satu sendi.
Gejala rematik yang paling umum
adalah kekakuan sendi pada pagi hari, yang biasanya berlangsung sampai satu
jam, berbeda dengan osteoarthritis yang hanya berlangsung hanya setengah jam.
Selain itu juga disertai dengan pembengkakkan dan nyeri sendi.
Gejala seperti flu, kelelahan,
penurunan berat badan dan demam dapat menyertai awal penyakit rematik. Bedanya
flu atau demam biasa, gejala-gejala rematik ini bisa berlangsung bertahun-tahun.
Diagnosa awal penyakit ini, lebih
sulit daripada asam urat, walaupun bisa diperiksa di laboratorium, tetapi hasilnya
hanya 60 % akurat. Penyakit ini untuk pengobatannya memerlukan terapi jangka
panjang, seperti fisioterapi, yang bertujuan untuk memperkuat otot di sekitar
rematik.
Biasanya masyarakat awam hanya
menggunakan obat pereda sakit atau nyeri, tetapi sebaiknya itu jangan dilakukan
karena terlalu banyak mengkonsumsi obat pereda nyeri akan mengganggu organ
tubuh lain seperti ginjal.
Untuk pencegahan supaya rematik
tidak kambuh, terutama saat musim dingin, ada beberapa terapi yang bisa
dilakukan, seperti : Terapi Fisik
dengan memakai es, panas, alat listrik dan gerakan-gerakan untuk membantu
mengurangi pembengkakan dan inflamasi akibat rematik.