[Toko Makmur Sentosa] | [tutup]
PASAR HOLISTIK: Berkunjung ke Panti Jompo

Senin, 27 Agustus 2012

Berkunjung ke Panti Jompo

Hari ini saya beserta ibu, bibi dan kakak berkunjung ke panti jompo Pelkris yang ada di jalan Dr. Cipto Semarang, untuk menjenguk saudara ibu yang sedang di rawat disana, karena usia tua juga karena sakit. Rumah panti jompo itu, walaupun bangunan kuno, tapi sangat terawat dan bersih, terlihat dari kondisi bangunannya yang masih kokoh. Cukup besar pula rumah panti jompo itu, dan menampung sekitar 40 orang tua yang dititipkan disana.
Terlihat wajah-wajah tua yang memandang setiap orang yang datang, pada saat itu kebetulan hanya kami yang datang, jadi merekapun hanya melihat kami, ada yang sedang duduk-duduk saja, ada yang sedang mengobrol dengan sesama penghuni atau perawat, ada juga yang hanya tidur-tiduran saja.
Saudara ibu saya, yang dititipkan di rumah panti jompo itu, hanya bisa terbaring di ranjang, karena sakit penyakit yang dideritanya, juga karena usia tua, tetapi terlihat sehat dan terawat, karena para perawatnya merawatnya dengan baik.

Saudara ibu saya itu, entah karena penyakitnya atau karena faktor usia, saat ditengok, hanya bisa melihat saja, tidak bisa bicara dan sepertinya sudah tidak mengenali siapa-siapa yang datang, sungguh kasihan melihatnya.
Tiba-tiba terlintas dalam pikiran, betapa hidup ini memang tidak kekal adanya, saat masih muda mungkin tidak akan pernah terpikirkan oleh kita jika suatu saat nanti di masa depan akan menjadi seperti itu, saat muda kita mungkin hanya menikmati hidup, mengejar ambisi, mengumpulkan harta benda, mengurus keluarga. Tetapi saat usia semakin bertambah, sakit penyakitpun mulai berdatangan, entah karena pola hidup yang kurang sehat, atau karena faktor-faktor lainnya, dan tiba-tiba saja kita sudah menjadi tua dan menderita penyakit, dan kemudian terus memikirkan sakit penyakitnya, sehingga bertambah penyakitnya, yaitu penyakit pikiran, stres bahkan depresi, yang pada akhirnya juga akan berpengaruh pada kondisi fisik kita.
Begitulah kehidupan manusia, terus berputar, dari lahir, menjadi anak-anak, remaja, dewasa, berkeluarga, punya keturunan, menjadi tua, sakit dan akhirnya mau tidak mau akan menghadapi kematian. Itulah resiko kehidupan yang harus kita hadapi, jika sudah berani terlahir dan hidup, maka pasti suatu saat nanti akan menghadapi kematian.
Apakah dengan kenyataan ini, kita menjadi pesimis dan pasrah saja ? Tentu saja tidak, karena kita semua pasti punya tujuan hidup, entah apa itu (tentunya tujuannya yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain), saat kita menghadapi kejenuhan dan kebosanan dalam hidup, fokuslah pada tujuan hidup kita, dan jika mungkin menurut kita tujuan hidup ini sudah tercapai, kita bisa saja membuat tujuan hidup yang baru, agar kita selalu termotivasi untuk menjalani kehidupan ini dengan baik, sampai saatnya nanti Tuhan memanggil kita kembali.
Dan sebagai anak-anak, yang masih mempunyai orang tua, mulailah untuk berbakti kepadanya, karena tanpa mereka kita tidak akan terlahir ke dunia ini dan bisa menikmati kehidupan sekarang ini. Sadarilah betapa besar jasa yang telah orang tua kita lakukan untuk kita, rawatlah mereka saat mereka telah menjadi tua dengan penuh kasih, karena hanya dengan itulah kita bisa membalas budi besar orang tua kita. Dengarkanlah apa yang mereka katakan, apalagi saat mereka sudah semakin tua, biasanya mereka butuh anak-anaknya atau seseorang untuk diajak berbincang-bincang, agar tidak kesepian dan pikirannya memikirkan yang tidak-tidak. Ada semacam syair atau puisi atau kumpulan kalimat yang bisa menyatakan perasaan orang tua kepada anaknya saat mereka sudah tua, silahkan klik disini untuk membacanya.
Semoga semua makhluk berbahagia..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar