Bayangkan jika anda adalah seorang
wanita cantik seperti Agnes Monica :-) kemudian ada seorang pria lusuh dengan wajah
pas‑pasan (katakanlah seperti Tukul :-) misalnya) yang mengajak anda untuk
berkenalan dan menjadi sahabat, bagaimana reaksi anda? Kebanyakan pasti akan
menolak atau tidak mau, tapi akan lain halnya jika yang mengajak kenalan adalah
seorang pria yang wajahnya tampan seperti Farhan.
Itulah fenomena yang sering terjadi
dalam masyarakat kita saat ini. Jika seseorang kaya, cantik/tampan, berpengaruh
dan punya kekuasaan akan enggan untuk berhubungan dengan seseorang yang miskin
apalagi jelek rupanya.
Ada sebuah kisah, di suatu kota
seorang anak laki‑laki kecil berkulit hitam terus saja memperhatikan seorang
pejual balon di sebuah tempat keramaian di tengah kota. Orang tersebut nampak
seperti pedagang yang baik hati karena melepaskan beberapa balon untuk menarik
perhatian orang banyak agar membeli balonnya. Dia melepaskan sebuah balon warna
merah, membiarkan balon itu untuk perlahan-lahan membumbung tinggi ke angkasa.
Tak lama kemudian dia kembali melepaskan sebuah balon, namun kali ini yang berwarna biru, berselang beberapa lama ia melepaskan balon yang berwama kuning lalu balon yang berwarna hijau dan yang putih. Semua balon yang dilepaskannya naik membumbung tinggi ke angkasa sampai akhirnya, lenyap dari pandangan mata.
Sementara itu, anak lelaki kecil
itu terus memandangi balon berwarna hitam sampai akhirnya bertanya: "Pak,
kalau balon yang berwama hitam itu dilepaskan, apakah dia juga dapat naik membumbung tinggi sama
seperti balon‑balon yang lain ?"
Penjual balon tersenyum penuh
pengertian. la segera memutuskan tali benang yang mengikat balon hitam itu dan
perlahan‑lahan balon itupun naik membumbung tinggi ke angkasa. Dengan ramah
penjual balon berkata, "nak, bukan warnanya, melainkan apa yang ada di
dalamnyalah yang membuat ia naik. "
Pesan yang kita dapatkan dari
cerita diatas adalah, 'janganlah kita
menilai seseorang dari penampilannya, tetapi nilailah dia berdasar apa yang ada
di hatinya'. Dalam ajaran sang Buddha, sering kita mendengar bahwa segala
sesuatu adalah tidak kekal (anicca). Semua apa yang ada (perpaduan dari unsur‑unsur)
pasti akan berubah.
Kekayaan, kecantikan/keindahan,
kekuasaan dan segala bentuk keduniawian akan berubah, tidak kekal. Jadi,
mengapa kita menjadi sombong, merasa lebih baik dan berbangga hati hanya karena
memiliki kelebihan yang bersifat fisik atau berkuasa dan memiliki harta yang
berlimpah ? Semua itu hanyalah sementara. Oleh karena itu dalam pergaulan
sehari‑hari hendaknya kita tidak membeda‑bedakan dalam memilih sahabat.
Janganlah hanya karena ia cantik/tampan, mempunyai harta dan kekuasaan lalu
kita mau bersahabat dengannya. Namun jika sebaliknya, miskin, jelek atau bahkan
cacat kita enggan untuk berteman.
Memang menjadi lebih baik apabila kita berteman dengan
orang yang lebih bijaksana, tapi hendaknya kita juga, memahami bahwa orang yang
masih kurang dalam hal kebijaksanaanya pun harus kita bantu agar menjadi lebih
berkembang dan menemukan jalan kebenaran bagi dirinya. Pupuklah persaudaraan
dengan semua umat manusia, karena dalam kehidupan ini kita semua adalah saudara
dalam lautan samsara. Jadi janganlah membedakan persaudaraan hanya karena
status sosial, warna kulit ataupun kelebihan fisik lainnya. Marilah kita
menilai seseorang bukan dari apa yang tampak luarnya melainkan apa yang ada
didalam hatinya. Salam kasih dan damai dalam Dhamma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar