Banyak orang yang akan
mengganggap anda aneh, jika anda membicarakan soal kematian, apalagi jika pada
pesta perkawinan lalu anda bicara soal kematian, bisa-bisa anda akan dianggap
orang yang tidak waras. :-)
Tetapi, biar suka atau tidak,
yang namanya kematian memang merupakan bagian dari kehidupan kita, jika kita
telah dilahirkan ke dunia ini, maka kita terikat kontrak kematian yang
datangnya entah kapan kita tidak bisa menduga-duganya, jadi dalam menyikapi soal
kematian kita tidak perlu takut atau cemas, asalkan selama hidup ini, kita
selalu melakukan perbuatan baik, berpikir yang baik-baik dan mengucapkan
kata-kata yang baik, maka kita tidak usah cemas soal kematian.
Seperti yang dikisahkan Ajahm
Brahm dalam bukunya “Si cacing dan kotoran kesayangannya 3!” pada cerita yang
ke 30 di buku tersebut mengisahkan tentang seorang pengusaha yang mendapat
vonis dokter bahwa dia mengindap kanker ganas dan hidupnya tidak akan lama
lagi.
Begitu mendengar berita itu, maka
si pengusaha lalu menjual usahanya dan berencana mengadakan liburan bersama
keluarga keluar negeri seperti yang pernah dia janjikan kepada keluarganya,
tetapi belum terlaksana karena kesibukannya selama ini.
Saat dia telah menjual usahanya
dan siap-siap akan berlibur, tiba-tiba dia mendapat telpon dari dokter, bahwa
ternyata vonis kanker ganas yang dijatuhkan padanya itu keliru dengan vonis
untuk orang lain yang memiliki nama sama, sedangkan dia sendiri ternyata sehat sempurna.
Apa yang dilakukan pengusaha itu,
diapun tetap melanjutkan rencana berliburnya dan dia sangat bersyukur atas
peristiwa itu, karena dengan kejadian itu, dia baru menyadari betapa pentingnya
keluarganya daripada usahanya, dan jika tidak ada peristiwa itu maka dia tidak
akan pernah bisa melaksanakan rencana liburan bersama keluarga itu.
Pengusaha itu mengatakan, hal itu merupakan pengalaman berharga dalam hidupnya, yang membuatnya sadar, bahwa kematian bisa datang kapan saja, dan karenanya dia menghargai setiap hari dalam hidupnya, dan menjadi kaya tidaklah sepenting keluarga dan kehidupan spiritualnya.
Apa yang bisa kita pelajari dari
kisah diatas, jika kita telah dilahirkan sebagai manusia, maka sudah menjadi
resiko kita, bahwa kematian akan datang menjemput kita sewaktu-waktu tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu, untuk itu kita perlu menghargai dan menyadari
setiap hari dalam kehidupan kita, melakukan kebaikan setiap saat, jangan pernah
menundanya, dengan begitu kita telah menyiapkan “bekal” yang cukup menuju
kematian. Jadi sudahkah anda berbuat baik hari ini ? ;-)
Semoga semua makhluk berbahagia..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar