Suatu ketika seorang anak
muda menginginkan gadis yang diimpikannya untuk membalas cintanya. Ia mencoba
mengirim bunga dan hadiah, tapi gadis itu tidak memberikan tanggapan apapun.
Setelah mencoba berbagai cara dan gagal mendapatkan cinta gadis itu, ia
akhirnya memikirkan suatu rencana : Jampi Cinta. Ia pergi ke sebuah vihara dan
membujuk bhikku disana untuk memberinya jampi seperti itu.
“Maaf, disini tak ada, apa
yang disebut jampi cinta,” kata seorang bhikku, “Jika gadis itu tak tertarik
padamu, cobalah cari yang lain.”
Namun anak muda itu terus
mendesak, bahwa ia hanya menginginkan cintanya. Karena tak berhasil membujuk
anak muda itu, bhikku tersebut mencoba cara lain. “Baiklah,” katanya, “Bawalah
minyak ini. Kalau engkau melihatnya pagi-pagi sekali, oleskan minyak ini di
dahinya.”
Hari berikutnya, anak muda
itu bangun pagi-pagi sekali dan dengan tak sabar menunggu gadis pujaannya
keluar dari rumah. Sewaktu gadis itu keluar dengan sapu di tangannya untuk
membersihkan halaman rumah, anak muda itu berlari ke arahnya, dan mengoleskan
minyak ke dahi sang gadis pujaan.
Gadis itu tidak cuma kaget tapi kemudian menjadi sangat marah. Ia mengejar anak muda itu, dan memukulnya dengan sapu. Anak muda itu memperoleh pelajaran pahit tentang jampi cinta, dan memutuskan untuk mengalihkan cintanya pada gadis lain yang menyukainya. Sebenarnya, akibat insiden ini, ia menjadi cukup bijaksana untuk menikahi gadis yang sungguh-sungguh mencintainya.
********
Sebagian orang jatuh cinta
pada pandangan pertama dan hidup bahagia sampai akhir hayat. Sebagian lagi
jatuh cinta pada pandangan pertama, hanya untuk menyadari bahwa semua itu cuma
nafsu dan menyesalinya di kemudian hari.
Namun bagi sebagian besar
lainnya, cinta butuh waktu untuk tumbuh, karenanya jika cinta tidak mekar
seketika, kita tidak seharusnya berkecil hati terlalu dini. Ada pepatah yang
mengatakan bahwa hati yang lemah tak akan memenangkan gadis pilihan. Ini
bermakna,
orang yang terlalu mudah menyerah tak akan bisa mendapatkan orang yang
ia inginkan.
Sebagian orang berhasil
bersikap dewasa dan perlahan-perlahan menarik perhatian orang lain dengan kasih
sayang, timbang rasa, keteguhan, dan cinta mereka atas orang lain. Orang mesti
tidak menjadi egois dalam mewujudkan perasaannya pada orang lain. Bagaimanapun
juga, emosi manusia, seperti semua benda alam yang lain, akan berubah.
Jika orang bersikap baik,
akan selalu ada kesempatan bagi orang lain untuk menyadari nilai-nilai baiknya
untuk kemudian menumbuhkan perasaan hangat untuknya, dan semua ini perlu waktu.
Namun, harus ada batas dalam
usaha mendapatkan hati orang lain, terutama bila jawabannya jelas ‘TIDAK’. Jika
demikian halnya, kita seharusnya tidak melangkah terlalu jauh dalam
mengungkapkan cinta kita. Orang mesti mengakui hak orang lain untuk mengambil
keputusannya sendiri dan menghormati keputusan itu. Tak ada undang-undang bahwa
cinta seseorang terhadap orang lain harus dibalas.
Untuk situasi dimana cinta
seseorang bertepuk sebelah tangan, adalah yang terbaik jika kedua belah pihak
mendoakan kebahagiaan masing-masing pihak, dan tetap menjadi teman tanpa
menimbulkan gangguan atau kesusahan pada kepribadian masing-masing.
Semoga semua makhluk
berbahagia..
Disadur dari buku “Hidup
sukses dan bahagia, tanpa takut dan cemas” karangan: K. Sri Dhammananda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar