Pernah menonton acara “Orang
Pinggiran” di Trans 7 ? Pada hari ini menceritakan tentang ujang dan ade,
sepasang suami istri yang hidup di daerah jawa barat. Sang suami si ujang, mencari nafkah dengan
menerima jahitan pakaian, sedangkan istrinya, ade, membuat keset anyaman dari
kain-kain sisa konveksi.
Apa yang menarik dari kisah hidup
mereka ? Mereka sepasang suami istri yang mempunyai cacat tubuh, sang istri,
tangan kanannya cacat sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik, sehingga kalau
mengerjakan pesanan keset anyaman, menggunakan tangan kirinya, dibantu
suaminya. Sedangkan sang suami, ada kelainan di kaki nya sehingga kalau
berjalan jauh sulit.
Uniknya dari pasangan suami istri
ini, walaupun mereka sama-sama memiliki kekurangan baik dalam hal fisik ataupun
materi, mereka tetap bisa rukun dan saling menyayangi, beda sangat jauh, kalau
kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, jika ada pasangan suami istri yang kaya
raya, mereka malah mempunyai banyak masalah, sehingga sering terjadi
pertengkaran dan berujung pada perceraian, hal ini sering kita lihat pada
cerita-cerita sinetron di televisi. Karena pada hakekatnya cerita-cerita di
sinetron itu mengambil inspirasi dari kehidupan nyata sehari-hari.
Demikian pula, kalau kita lihat
dari kisah-kisah orang pinggiran, banyak anak-anak dari keluarga miskin, yang
justru sangat berbakti kepada orang tuanya, walaupun mereka tidak bisa
bersekolah karena ketiadaan biaya, mereka malah membantu orang tua mencari
nafkah sebisa mereka, sangat jauh berbeda dengan anak-anak di kota yang hidup
berkecukupan, mereka sering menghambur-hamburkan uang dan sering kali terhadap
orang tua mereka tidak punya rasa hormat. Hal ini juga dipicu oleh kekurangan
perhatiaan dan kasih sayang orang tua mereka, karena orang tuanya sibuk bekerja
mencari nafkah dan mengumpulkan harta.
Sungguh indah jika kita bisa
meniru sifat dan perilaku baik dari orang-orang pinggiran, yang walaupun hidup sangat
sederhana dan sangat kekurangan, masih bisa bersyukur, bisa saling menyayangi,
anak-anaknya berbakti kepada orang tuanya. Merekapun juga tetap gigih dalam
memperjuangkan hidupnya, walaupun sangat berat menjalaninya. Sungguh patut
dipuji perjuangan dan perilaku mereka.
Disini saya sangat menyarankan,
jika kita sebagai orang tua, cobanya sering-sering mengajak anak-anak menonton
acara-acara seperti “orang pinggiran”, “jika aku menjadi”, dan sebagainya,
dengan tujuan agar kita dan anak-anak kita juga bisa melihat "ke bawah", ke
kehidupan orang-orang miskin, agar kita bisa memahami suka-duka yang mereka
alami, untuk dijadikan pelajaran bagi kita dan anak-anak kita, agar bisa
menjalani kehidupan yang lebih baik lagi. Jadi jangan hanya melihat "ke atas" ke kehidupan orang kaya saja, karena walaupun mereka terlihat bahagia, tetapi tidak selamanya seperti itu, karena mereka juga mempunyai masalah-masalah mereka sendiri, yang justru kadang-kadang masalah yang mereka hadapi lebih berat daripada masalah yang dihadapi orang-orang miskin. Buktinya, silahkan anda lihat cerita-cerita sinetron. :-)
Semoga semua makhluk berbahagia..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar