Kita harus
benar-benar mengerti orang yang hendak kita cintai. Jika cinta kita adalah
suatu kehendak untuk memiliki, maka perasaan itu bukan cinta. Jika kita hanya
memikirkan diri kita, jika kita hanya tahu kebutuhan kita dan mengabaikan
kebutuhan orang lain, kita tidak dapat mencintai. Kita harus mengkaji dengan
mendalam agar mampu untuk melihat dan mengerti kebutuhan, aspirasi, dan
penderitaan orang yang kita cintai. Hal ini adalah dasar bagi cinta sejati.
Anda tidak mampu untuk tidak mencintai orang lain saat anda benar-benar
memahami dirinya.
Dari waktu ke
waktu, duduklah dekat orang yang anda cintai, pegang tangannya, dan bertanyalah,
"Sayang, apakah aku cukup memahamimu?" Atau apakah aku membuatmu
menderita? Tolong katakan sejujurnya sehingga aku dapat belajar bagaimana
mencintaimu dengan benar. Aku tak hendak membuatmu menderita, dan jika aku
berbuat demikian karena ketidak tahuanku, tolong katakan sehingga aku dapat
mencintaimu dengan lebih baik, sehingga kau dapat berbahagia," Jika anda
mengucapkannya dengan suara yang mampu mengkomunikasikan keterbukaan anda untuk
mau memahami, orang lain yang mendengarnya mungkin akan meneteskan air mata.
Ini adalah pertanda yang baik, karena hal itu berarti bahwa pintu dari
pengertian telah terbuka dan segalanya akan menjadi mungkin.
Mungkin seorang ayah tidak memiliki waktu atau keberanian untuk bertanya seperti itu kepada anaknya. Sehingga ikatan cinta antara keduanya mungkin tidak akan sepenuhnya terbangun. Dibutuhkan keberanian untuk mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, namun jika kita tidak bertanya, dan semakin kita mencintai, maka cinta itu akan semakin menghancurkan orang yang kita cintai. Cinta sejati membutuhkan pengertian. Dengan pengertian, seseorang yang kita cintai akan menjadi seperti sekuntum bunga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar