Saat tinggal di
Vancouver, saya selalu menjumpai semacam ritual setiap musim panas tiba. Pada
musim itu, sering digelar garage
sale. Banyak keluarga berusaha membersihkan gudang dan seluruh rumah
mereka dari barang-barang yang sudah tidak berguna lagi. Barang-barang yang tak
terpakai lagi itu dikumpulkan dan ‘dibuang’ dengan cara dijual di depan garasi
mereka. Biasanya, barang-barang yang dijual itu pun masih dalam kondisi bagus.
Tentu saja, bagi pemiliknya, barang-barang itu sebetulnya mengganggu dan hanya
sampah.
Dalam kehidupan kita
pun, banyak ‘sampah’ yang tanpa sadar terus-menerus kita timbun. Tanpa sadar,
sampah itu mulai mensabotase hidup Anda. Saya mempunyai satu saran untuk
dilakukan. Agendakan waktu Anda beberapa hari dalam satu tahun untuk melakukan
pembersihan sampah kehidupan Anda. Manfaatnya bakalan luar biasa. Stres akan
berkurang. Hidup terasa lebih nyaman. Laju produktivitas Anda juga meningkat.
Sebelumnya, Anda
perlu memahami beberapa sampah dalam kehidupan Anda. Lalu seleksilah dan
kemudian buanglah. Saya menyarankan minimal ada 6 sampah kehidupan yang layak
disikapi.
Sampah pertama?
Jelas, yakni barang-barang di sekitar Anda. Barang-barang yang telah Anda
kumpulkan selama bertahun-tahun. Barang-barang itu teronggok dan jarang dijamah
lagi. Barang-barang itu biasanya Anda pikirkan sebagai suatu yang sayang kalau
dibuang. Tapi, Anda sama sekali urung untuk menyentuhnya. Seperti kertas atau
brosur yang terserak di meja atau rak-rak buku. Anda pikir semua itu masih
berguna nantinya. Tapi, dalam praktik, Anda tidak pernah menyentuhnya.
Akhirnya, kertas itu menumpuk dan menyatu dengan debu dan menimbulkan kesan
tidak nyaman.
Selain itu,
perhatikan juga barang-barang yang sudah rusak atau produk yang sudah melewati
tenggat expiry date. Termasuk barang-barang yang sebenarnya sudah tidak
Anda gunakan lagi, tetapi dirasa sayang kalau dibuang. Seperti tumpukan baju
mahal yang teronggok di dalam lemari. Bersikap dan berpikirlah realistis. Ada
barang yang mungkin seumur hidup Anda, tidak akan berguna lagi. Daripada
menggunung dan mengganggu, buanglah jauh-jauh barang tersebut. Biarkan ruang
hidup Anda terasa plong dan berudara nyaman. Situasi ini bisa meningkatkan
produktivitas Anda. Anda tidak perlu berlama-lama mencari barang karena begitu
banyaknya tumpukan barang tak berharga tergeletak dan menyatu dengan debu.
Sampah kedua adalah zat-zat tidak berguna di dalam tubuh. Ini pun perlu Anda bersihkan. Tak jarang, karena pola makan dan hidup tidak teratur, tubuh kita menimbun tumpukan zat-zat yang mengganggu kesehatan. Perlulah Anda mengeluarkan zat-zat itu dengan rajin berolahraga atau pun mengalami proses detox. Proses ini merupakan upaya mengeluarkan berbagai racun dan sampah dalam tubuh. Detox tidak perlu mahal. Ada satu jenis detox murah dengan rajin mengkonsumsi buah-buahan atau jus segar selama beberapa hari.
Sampah ketiga adalah
sampah-sampah dalam relasi sosial kita. Sebagai mahkluk sosial, kita
membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Tapi, ada saatnya kita
memberikan evaluasi pada orang-orang di sekeliling kita. Kita tidak membuang
mereka. Robert Kiyosaki, penulis terkenal mengatakan, “...kita perlu mengambil
jarak dengan mereka yang bisa mencuri mimpi kita...” Mereka mengkondisikan kita
tidak berhasil dari perwujudan mimpi-mimpi itu. Menjauhi tidak selalu berarti
fisik. Nah, Anda mencoba mengambil jarak dengan situasi yang gemar meremehkan,
membuat Anda tidak bersemangat, patah arang, atau terdemotivasi. Kita sebaiknya
sadar dan waspada pada kondisi ini.
Sampah keempat adalah
sisa-sisa masa lalu yang menjadi penghambat kehidupan kita sekarang. Sampah itu
bisa berupa luka-luka batin yang masih terus-menerus dan kita bawa hingga
sekarang. Akibatnya menjadi beban yang luar biasa beratnya. Ini bisa berupa
sampah-sampah sisa kejayaan masa lampau yang terus-menerus kita bawa terus
sebagai nostalgia tanpa mau meningkatkan diri. Kita terbekap pada romantisme
masa lalu. Ada seorang artis tua yang setiap saat selalu menyombongkan
kejayaannya. Tapi, tidak mengembangkan diri pada saat sekarang. Akibatnya? Ia
tersisihkan.
Sampah kelima adalah
sampah pikiran kita. Banyak pikiran yang membentuk kehidupan Anda sekarang. Di
antara pikiran itu ada yang Anda warisi dan ada pula yang Anda pelajari. Ada
yang bagus, tetapi ada pula yang menghambat. Sadari sampah pikiran itu, dan
belajarlah membuangnya. Katakan lagi kepada pikiran itu dengan pikiran lain
yang menurut Anda lebih memberdayakan. Untuk membuang sampah pikiran ini, ada
baiknya Anda mengambil waktu untuk rileks atau bermeditasi sejenak. Renungkan
keyakinan dan nilai-nilai yang Anda hayati. Cek lagi mana yang baik dan mana
yang membuat hidup Anda makin keropos.
Akhirnya, sampah
terakhir adalah, tentunya kalau kita menganggap diri sebagai mahkluk spiritual,
adalah sampah dosa kita. Timbunan dosa kita bisa membuat kita terjerat. Efeknya
bisa sampai pada kehidupan kekekalan kita. Sesekali ada baiknya kita menilai
pula apa hal-hal keliru dan ‘dosa’ menurut keyakinan kita yang masih terus-menerus
kita nikmati. Dalam prayer
therapy dikatakan dosa dan dilema atas kesalahan melawan hati
nurani, akhirnya akan menghambat laju kehidupan kita. Ada pemikiran menarik
pula, jangan sampai dosa menghambat rencana Tuhan yang luar biasa dalam hidup
kita.
Semoga dengan membersihkan sampah kehidupan kita, hidup kita menjadi
lebih bersemangat, lebih damai, dan lebih optimal. Kebersihan benar-benar
pangkal kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan batin kita. Awalilah
dari rumah Anda!oleh : Christopher Morley
sippp gan infonya!!!
BalasHapussaatnay membersihkan sampah dlm tubuh kita