Saya melihat seorang gelandangan tidur di atas batu datar di
dalam taman. Si pengembara itu tidur nyenyak dengan membungkus seluruh
tubuhnya, termasuk kepalanya, ke dalam sleeping bag.
Dari jauh, ia tampak seperti sebuah mummi. Di hari-hari tanpa
hujan, batu datar itu adalah ranjang tempat ia tidur. Di hari hujan, ia akan
berteduh di gazebo terdekat. Si pengembara dalam sleeping bag itu sama sekali
tidak berbalik badan. Agak lama saya memperhatikannya, sedikitpun ia tak
bergerak. Tidurnya sungguh pulas.
Saya teringat beberapa konglomerat yang tidur di atas ranjang
besar nan mewah malah menderita insomnia (sulit tidur). Seperti halnya Raja
Perancis, Louis XIV, yang memiliki 413 ranjang mewah. Harapan satu-satunya,
yakni menemukan satu di antara ranjang itu yang bisa membuat dirinya tidur
nyenyak ! Ha, Sungguh mengelikan !
Saya kira tidur adalah sebuah ilmu yang amat rumit. Sudah
banyak orang di zaman sekarang mulai mempelajari ilmu tidur. Bahkan dunia
kedokteran pun telah menetapkan bidang Spesialisasi Tidur.
Konon, obat yang paling banyak dikonsumsi orang di dunia
adalah pil tidur. Ternyata, tidur adalah sebuah problem besar yang sangat
mengganggu manusia zaman sekarang. Seorang dokter ahli jiwa berkata padaku,
“Lihatlah, orang-orang yang berlalu-lalang di jalan raya, 3 diantara 10 orang
pasti mengidap penyakit gangguan tidur.” Hal ini sangat mengejutkan.
Saya kira, mungkin manusia terlalu banyak keserakahan, terlalu banyak keinginan, terlalu banyak harapan, terlalu banyak cinta, terlalu banyak ambisi, terlalu banyak emosi, dan terlalu banyak nafsu.
Manusia zaman sekarang senang sekali mengisi hidupnya dengan
macam-macam warna. Begitu warna-warni itu redup, entah menang atau kalah, entah
memperoleh atau kehilangan, langsung dihinggapi penyakit gangguan tidur.
Punya masalah – tidak bisa tidur.
Punya beban pikiran – tak bisa tidur.
Masalah selesai – baru bisa tidur.
Beban pikiran hilang – baru bisa tidur.
Bagaimana untuk meraih tahapan ini ? “Jauhi keinginan
berlebihan, jalani hidup tanpa beban, dengan sendirinya akan mudah tertidur !”
Saya sekarang ini tak ada lagi yang namanya cinta dan
dicintai, tak ada lagi sesuatu yang dapat membuat darahku bergolak, sama sekali
tidak ada lagi sifat yang kasar. Saya juga tidak “vokal” dalam hal kesucian,
juga tidak terbawa arus dalam hal selera rendah.
Ada yang bilang : “Popularitas ibarat bangkai “. Ada pula
yang berkomentar : “Harta kekayaan ibarat kotoran !”. Saya tak berkomentar,
karena selama ini saya tak pernah berpikir atau menaruh minat terhadap
popularitas atau kekayaan. Biar semua berjalan sebagaimana adanya, terserah
saja.
Yang namanya kehormatan, rasa sayang, cinta atau benci,
integritas, hukum dan keadilan, biarlah semuanya berjalan sesuai apa adanya.
Apakah itu disebut sebagai hati lapang ? Apakah itu dikatakan
egoisme yang picik ? Saya tidak memperhitungkannya.
Benar, sepanjang hidup ini saya sudah terlalu banyak dilanda
malapetaka dan penindasan. Nama baik saya acap kali dicemari orang, tidak
seharusnya saya diam saja menerima perlakuan semacam ini, yang semestinya bisa
mengundang rasa dendam saya, bahkan terlalu banyak penderitaan dan sisi gelap
dunia yang telah kujalani…
Namun, saya mengenyahkan semua itu ! Saya sama sekali tidak
mempedulikannya. Sambil tertawa terbahak-bahak, tak terasa saya tertidur pulas,
sangat nyenyak ! Inilah yang paling menyenangkan ! :-)
Oleh : Master Sheng Yen
Lu
inspiratif !!
BalasHapus