[Toko Makmur Sentosa] | [tutup]
PASAR HOLISTIK: Kunci perkawinan yang bahagia

Kamis, 19 April 2012

Kunci perkawinan yang bahagia


Perkawinan adalah persekutuan antara dua individu, yang diperkaya dan ditinggikan jika perkawinan itu membolehkan kepribadian yang bersangkutan tumbuh.
            Banyak perkawinan hancur berantakan saat sekutu yang satu mencoba ‘menelan’ sekutu yang lain, ataupun saat satu pihak menuntut kebebasan penuh. Menurut ajaran agama, perkawinan berarti memahami dan menghargai keyakinan dan keleluasaan satu sama lain. Perkawinan yang berhasil selalu merupakan jalan berjalur dua : suka-duka, manis-pahit, sukar namun selaras.
            Orang muda di negeri ini dan dimanapun, kadangkala berpikir bahwa ‘pendapat kuno’ tidak relevan lagi dengan masyarakat modern. Mereka mesti diingatkan pada kebenaran lestari yang tidak akan pernah usang. Apa yang benar pada jaman itu tentu juga benar pada hari ini.
            Apa yang disebut dengan pandangan modern yang kita terima melalui program televisi yang wah, tidak mencerminkan cara berpikir dan tingkah laku kebanyakan orang terdidik di Barat. Ada masyarakat luas yang damai, yang terdiri dari pasangan-pasangan serasi yang juga dalam hal perkawinan sereligius orang Timur. Mereka tidak berkelakuan seperti yang dilukiskan media massa atau internet. Tidak semua orang di Barat mengebu-gebu dalam hal perceraian, seks bebas dan aborsi.
           
Orang yang terdidik di seluruh dunia adalah sama; mereka tidak mementingkan diri sendiri dan sangat memperhatikan orang yang mereka kasihi. Mereka melakukan pengorbanan besar dengan mengembangkan kasih dan saling pengertian, untuk memastikan perkawinan yang bahagia dan stabil. Jadi jika anda ingin meniru orang Barat, tirulah ‘masyarakat damai’ itu; mereka tiada beda dengan tetangga anda yang santun yang tinggal disebelah rumah anda.
            Orang muda harus juga mendengarkan sesepuh mereka, karena pengertian mereka mengenai kehidupan perkawinan belum matang. Hendaknya mereka tidak membuat keputusan yang terburu-buru berkenaan dengan perkawinan dan perceraian. Mereka mesti memiliki banyak kesabaran, toleransi, dan saling pengertian. Jika tidak, hidup akan menjadi ajang yang paling menyengsarakan dan penuh masalah.
            KESABARAN, TOLERANSI, dan SALING PENGERTIAN adalah disiplin yang penting unuk diikuti dan dipraktekkan oleh semua orang dalam perkawinannya.
            Rasa aman dan puas datang dari saling pengertian yang merupakan KUNCI menuju PERKAWINAN YANG BAHAGIA..

Oleh : DR. K. Sri Dhammananda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar