Perkawinan adalah
persekutuan antara dua individu, yang diperkaya dan ditinggikan jika perkawinan
itu membolehkan kepribadian yang bersangkutan tumbuh.
Banyak perkawinan hancur berantakan saat sekutu yang satu
mencoba ‘menelan’ sekutu yang lain, ataupun saat satu pihak menuntut kebebasan
penuh. Menurut ajaran agama, perkawinan berarti memahami dan menghargai
keyakinan dan keleluasaan satu sama lain. Perkawinan yang berhasil selalu
merupakan jalan berjalur dua : suka-duka, manis-pahit, sukar namun selaras.
Orang muda di negeri ini dan dimanapun, kadangkala
berpikir bahwa ‘pendapat kuno’ tidak relevan lagi dengan masyarakat modern.
Mereka mesti diingatkan pada kebenaran lestari yang tidak akan pernah usang.
Apa yang benar pada jaman itu tentu juga benar pada hari ini.
Apa yang disebut dengan pandangan modern yang kita terima
melalui program televisi yang wah, tidak mencerminkan cara berpikir dan tingkah
laku kebanyakan orang terdidik di Barat. Ada masyarakat luas yang damai, yang
terdiri dari pasangan-pasangan serasi yang juga dalam hal perkawinan sereligius
orang Timur. Mereka tidak berkelakuan seperti yang dilukiskan media massa atau
internet. Tidak semua orang di Barat mengebu-gebu dalam hal perceraian, seks
bebas dan aborsi.
Orang yang terdidik di seluruh dunia adalah sama; mereka tidak mementingkan diri sendiri dan sangat memperhatikan orang yang mereka kasihi. Mereka melakukan pengorbanan besar dengan mengembangkan kasih dan saling pengertian, untuk memastikan perkawinan yang bahagia dan stabil. Jadi jika anda ingin meniru orang Barat, tirulah ‘masyarakat damai’ itu; mereka tiada beda dengan tetangga anda yang santun yang tinggal disebelah rumah anda.
Orang muda harus juga mendengarkan sesepuh mereka, karena
pengertian mereka mengenai kehidupan perkawinan belum matang. Hendaknya mereka
tidak membuat keputusan yang terburu-buru berkenaan dengan perkawinan dan
perceraian. Mereka mesti memiliki banyak kesabaran, toleransi, dan saling
pengertian. Jika tidak, hidup akan menjadi ajang yang paling menyengsarakan dan
penuh masalah.
KESABARAN, TOLERANSI, dan SALING PENGERTIAN adalah
disiplin yang penting unuk diikuti dan dipraktekkan oleh semua orang dalam
perkawinannya.
Rasa aman dan puas datang dari saling pengertian yang
merupakan KUNCI menuju PERKAWINAN YANG BAHAGIA..
Oleh : DR. K. Sri Dhammananda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar