Ada sebuah
keluarga terdiri dari suami istri dan seorang anak laki-lakinya. Mereka hanya
memiliki harta seekor kuda, suatu hari kuda itu lari ke hutan. Para tetangganya
bersimpati dan mengunjungi keluarga itu, “Sungguh malang nasibmu, kami turut
bersedih.” Si suami berkata “ Terima kasih atas simpatinya, apakah ini
kemalangan atau bukan, siapa yang tahu ?” Para tetangganya mengeleng-gelengkan
kepala tanda tidak mengerti.
Seminggu
kemudian terdengar derap kaki kuda, ternyata kuda yang lepas ke hutan itu
pulang dengan membawa kuda-kuda liar lainnya. Para tetanggapun mengucapakan
selamat kepada kelurga itu. “Terima kasih atas simpatinya, apakah ini
keberuntungan atau bukan, siapa yang tahu ?” Sekali lagi para tetangganya kembali
dengan kebingungan atas pernyataan itu.
Keesokkan
harinya, si anak mencoba menjinakan seekor kuda liar itu, tetapi tiba-tiba kuda
liar itu memberontak dan si akan jatuh serta mematahkan salah satu kakinya.
Para tetanggapun berdatangan dan berkata “Kali ini kamu benar-benar sial, anak
semata wayangpun patah kaki, apalagi yang akan kamu katakan ?” Si tuan rumah
itu berkata: “Saya percaya kemalangan adalah awal dari keberuntungan,” Para
tetanggapun mengerutu, karena si tuan rumah masih saja berkelit.
Tiga hari
kemudian, datang utusan kerajaan, yang memerintahkan semua anak laki-laki di
desa itu untuk ikut dalam perang. Hanya anak yang patah kakinya itu yang tidak
ikut karena cacat. Semua penduduk menangisi anak-anak mereka yang dibawa paksa
pasukan kerajaan ke perang. Dan akhirnya mereka mengerti bahwa kemalangan atau
kesialan itu tudak selalu benar-benar malang/sial, karena bahkan itu bisa
menjadi awal suatu keberuntungan.
Dari cerita
itu, kita bisa memetik hikmahnya, bahwa di balik kemalangan pasti akan ada
keberuntungan, karena hidup ini memang seperti itu, selalu berubah-rubah, tidak
kekal adanya. Dan ketabahan dalam menghadapi situasi sulit merupakan jalan
untuk mengakhiri penderitaan. Memang jika suatu saat kita kehilangan yang
dicintai akan menderita, tapi pikiran dan perasaan yang tidak bisa menerima hal
itu yang membuat kita lebih menderita. Jadi lepaskanlah semua beban, biarlah
semuanya berjalan sebagaimana adanya, jangan menyesali masa lalu atau
mencemaskan masa depan, jalanilah saat ini dengan baik. Semoga semua makhluk
berbahagia.. :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar