[Toko Makmur Sentosa] | [tutup]
PASAR HOLISTIK: Pikiran adalah pelopor

Senin, 30 April 2012

Pikiran adalah pelopor


Pernahkah anda memikirkan bahwa semua kejadian yang anda alami di dunia ini terjadi karena pikiran anda sendiri ? Coba anda bayangkan sendiri, apakah segala sesuatunya selalu dipelopori oleh pikiran kita sendiri ?
Sebagai contoh, jika suatu hari anda sedang berjalan kaki, tiba-tiba ada seseorang yang memaki-maki anda tanpa alasan yang  jelas, bagaimana reaksi anda ? tentu akan merasa marah, benci, stres, galau dan sebagainya, dan perasaan itu akan terus terbawa dalam pikiran anda, bisa beberapa waktu atau bahkan selamanya. Tapi jika tiba-tiba anda tahu, bahwa orang yang telah memaki-maki anda itu ternyata hanyalah orang gila yang memang suka memaki-maki setiap orang yang lewat, ah, tiba-tiba saja semua perasaan galau, marah, benci, stres yang anda pikirkan, hilang musnah dan berganti dengan rasa lega.
Begitulah pikiran mempelopori setiap tindakan, perasaan yang anda lakukan dan rasakan, dan pikiran ini selalu berubah-ubah dan tidak menentu, sehingga anda bisa saja baru gembira tiba-tiba sebentar lagi merasa sedih, demikian sebaliknya.
Dari pikiran pula, bisa timbul bermacam-macam penyakit fisik yang sebenarnya anda ciptakan sendiri. Karena itu berhati-hatilah terhadap pikiran anda sendiri.

Jika melihat, mendengar, mencium, dan merasakan sesuatu, maka pikiran akan langsung memberikan respon dan menciptakan konsep-konsep yang bisa membuat anda suka atau tidak. Contoh jika anda seorang pria melihat seorang wanita cantik lewat, maka akan timbul pikiran suka akan kecantikannya dan mungkin anda juga ingin mengenalnya dan memilikinya, tetapi jika anda melihat wanita lain yang tidak cantik, akan pikiran tidak suka, karena anda merasa kurang menarik. Itulah pikiran yang menciptakan sensasi dualisme, cantik-jelek, baik-buruk, suka-benci, dan sebagainya.
Bagaimana dengan kebahagiaan ? Ternyata, anda bahagia atau tidak, itu juga tergantung dari pikiran anda sendiri, jika anda bisa selalu mensyukuri apa yang ada, menerima segala sesuatu sebagaimana adanya, menyadari dualisme kehidupan dan selalu hidup saat ini, maka dimanapun anda berada, apapun yang anda lakukan dan kapanpun anda menjalaninya, anda akan selalu merasakan kebahagiaan.
Ajahn Brahm, seorang biksu humoris dari australia yang menulis buku “Si cacing dan kotoran kesayangannya” menceritakan tentang “Nanti, saya akan bahagia” yang secara singkat isinya, tentang keinginan-keinginan masa depan yang bisa membuat bahagia, seperti misalkan, seorang anak berpikir, jika nanti dia sudah lulus kuliah akan bahagia, tapi saat lulus kuliah, ia berpikir lagi, nanti jika dia sudah kerja dan punya uang banyak akan bahagia, tapi setelah kerja dan punya tabungan cukup, dia berpikir lagi, nanti setelah dapat pasangan dan menikah dia akan bahagia, dan setelah menikah belum punya anak, dia berpikir lagi, nanti jika sudah punya anak akan bahagia, begitu seterusnya sampai anak-anaknya sudah besar dan dia sudah tua lalu pergi ke tempat ibadah, dan berpikir, nanti jika dia sudah mati akan bahagia.
Bagi mereka yang percaya, nanti jika sudah mendapatkan apa yang diinginkannya akan bahagia, maka kebahagiaan mereka hanyalah impian masa depan, yang tidak akan pernah bisa terpuaskan karena setelah tercapai satu impian, maka akan timbul impian-impian lain. Ingatlah semua ini karena pemikiran anda sendiri, jika anda bisa mensyukuri ada yang ada saat ini dan menikmatinya tanpa memikirkan nanti, nanti atau masa depan, maka anda akan merasakan kebahagiaan saat ini juga.
Semoga semua makhluk berbahagia.. :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar